Saat aku menyadari bahwa hari Minggu, 30 April, merupakan hari terakhir bulan Ramadhan, aku tidak mempercayainya. “Gila, cepet banget Ramadhan,” kataku dalam hati. Aku merasa bulan Ramadhan tahun ini berlalu sangat cepat. Jujur, perasaan ini merupakan yang pertama kali muncul dalam diriku selama 27 tahun aku hidup.
Bagiku, bulan Ramadhan tahun ini merupakan bulan terbaik dalam hidupku. Aku melakukan banyak hal di bulan Ramadhan tahun ini. Aku merasa diriku menjadi jauh lebih baik dan produktif dibandingkan sebelumnya. Manajemen energiku juga jadi lebih baik. Aku juga mempelajari habit baru serta menikmati momen baik di bulan Ramadhan ini.
Banyak Momen
Banyak momen yang ter-capture selama 30 hari menjalani ibadah Puasa. Aku menikmati pengalaman ketika aku menjadi relawan free food car di Sekolah Relawan. Ternyata keberadaanku bisa membawa manfaat bagi orang sekitar, meski dampaknya terbatas.
Tidak hanya itu, Tuhan juga memberiku kesempatan untuk menjadi relawan respon sosial untuk mendistribusikan dukungan uang tunai dan sembako kepada orang-orang yang membutuhkan. Aku juga bertemu dengan masyarakat Kampung Muncay yang sangat ramah dan baik kepada para pendatang. Kita memasak menu berbuka dan makan bersama.
Kemudian, di hari ke-23 Ramadhan, aku mendampingi teman spesial (tuna rungu) untuk membeli kebutuhannya saat Hari Raya Idul Fitri. Kita juga bermain Timezone. Aku melihat wajah bahagianya ketika bermain beberapa permainan. Aku senang, puas, dan bahagia bisa menjadi bagian dari pengalamannya.
Momen-momen tersebut memberikan pengalaman yang berharga untuk aku ceritakan kepada anak-cucu kelak. Membuatku jadi lebih mensyukuri hidup dan menjalani keseharian dengan semangat. Yang membuat momen-momen tersebut spesial ialah semua itu terjadi selama bulan Ramadhan. Oleh karenanya, Ramadhan tahun ini sangat spesial di hatiku.
Lebih Dekat
Di samping beragam pengalaman tersebut, bulan Ramadhan membuatku lebih dekat dengan keluarga. Bisa sering makan masakan Ibu adalah satu privilese yang paling berharga, yang jarang orang hargai.
Bulan Ramadhan membuatku sadar betapa pentingnya menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Apalagi, aku tidak tahu kapan aku atau anggota keluargaku meninggalkan dunia ini. So, every moment is precious!
Selain berbagi momen dengan keluarga, bulan Ramadhan tahun ini mendorongku untuk lebih mengenal-Nya. Bahkan, Dia sudah memberi sinyal akan itu. Ketika aku berkunjung ke rumah mentorku, aku bercerita tentang kesibukanku, yang salah satunya adalah menjadi relawan. Menurut mentorku, jadi relawan itu penting, tetapi aku juga perlu menguatkan ilmu keagamaanku supaya jiwaku terasa penuh.
Bisikan tersebut semakin kuat saat I’tikaf di Masjid Istiqlal. Ketika berdiam diri dan menjalani serangkaian ibadah salat sunnah, aku menyadari bahwa aku tidak tahu apa-apa soal agamaku sendiri, baik secara ritual maupun substansial. Setelah melakukan serangkaian ibadah, aku berkata dalam hati, “Aku harus lebih mengenal Tuhanku.” Di hari aku pulang i’tikaf, aku langsung membeli buku tentang Tauhid.
Apakah Aku Bisa Bertemu Ramadhan Lagi?
Aku sangat mensyukuri pengalaman yang terjadi padaku selama bulan Ramadhan tahun ini. Memori, momen, dan pembelajarannya membuatku merindukan bulan Ramadhan. Aku tidak tahu apakah aku telah meraih kemenangan. Rasanya aneh ketika aku merayakan kemenangan, tapi hatiku masih terpaut di bulan Ramadhan.
Rasanya tak mungkin untuk mengulang waktu. Waktu hanya mengetahui satu arah, yaitu maju. Seiring berjalannya waktu, usia bertambah, deadline kematian juga berkurang. Aku bertanya-tanya apakah aku masih bisa bertemu Ramadhan tahun depan dengan keluarga yang masih utuh? Aku bisa bersikap optimis, tetapi aku sadar bahwa kematian adalah hal yang paling dekat, paling nyata, dan paling tidak pasti waktunya.
Aku menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Aku berdoa agar aku dan keluargaku bisa bertemu bulan Ramadhan tahun depan, di mana aku masih bisa merasakan masakan Ibu, mendengar ayah yang suka jadi pemimpin, dan kedua adik yang seringnya tidak akur namun sayang satu sama lain.